Keledai SEO yang Pongah

Akhirnya punya juga waktu buat update blog ini walaupun waktunya cuma disempat-sempatin dikit buat posting di blog ini, enaknya dibawa ngomongin apa ya? gini aja deh, biar sesuai dengan tema artikelnya mungkin lebih baik saya cerita ngawur tentang Keledai SEO yang Pongah (Ditebalin. Dimiringin, Digarisbawahi Underwear).

Pada zaman dahulu kala di sebuah negeri yang ada di kawasan sekitar tempat tinggalnya si Matt yang terkenal dengan aroma ketatnya persaingan perebutan SERP dengan menggunakan teknik dan metode Search Engine Optimization (SEO), hiduplah seekor hewan jenis mamalia dari kelompok Equidae.


Hewan yang terkenal sebagai pemilik jurus ampuh untuk menaklukkan pesaingnya di setiap laga kandang itu tidak lain adalah seekor Keledai. Tangguh dan berkuasa di kandang membuat nama si keledai semakin tersohor, kepopuleran ini ternyata bukan membuat si keledai menjadi rendah hati dan suka berbagi, namun sebaliknya, dirinya menjadi semakin sombong dan congkak meng"AGUNG"kan namanya dan membantai habis semua pesaing di setiap laga kadang di kampung halaman sendiri.


Keangkuhan itulah yang membuat si keledai semakin lupa daratan (mungkin terlalu sering naik pesawat) sehingga dirinya melupakan jasa rekan-rekannya yang membantu mengeroyok kompetitornya pada laga perdana yang pernah membuat si keledai menjadi terkenal.


Si Keledai tidak menyadari bahwa keberhasilannya melumpuhkan setiap lawan di laga kandang perdana yang membuat namanya terkenal hanyalah dukungan kecil dari "gerombolan" kawan seperguruannya dengan jampi-jampi dan racikan kemenyan di sudut ring tempat si keledai membanggakan dirinya setelah berhasil menempati posisi juara. Tidak hanya itu, dengan sombongnya si keledai juga melupakan jasa para pemberi backlink (makan) waktu dia menapaki awal karirnya.
"Lubang Sama Bisa Bikin Jatuh, Kalo Jatuh Jangan Ke Lubang Yang Sama, Nanti Jadi Keledai"


Beberapa kawan masih memberikan dukungan kepada si Keledai. Dua, tiga musim laga masih berhasil dimenangkan oleh si keledai, namun pada musim keempat, si Keledai mulai kewalahan untuk menjatuhkan lawannya, bahkan untuk bertahan bernafas di page1 atas ring saja si Keledai sangat kewalahan sehingga dirinya merasa heran kekuatannya semakim melempem dan di musim keempat si Keledai akhirnya terkapar menjadi seorang pecundang.   


Mulai merasakan ada kejanggalan, si keledai pun memutuskan untuk mengoreksi diri, tapi namanya juga si "KELEDAI" selalu saja jatuh ke lubang yang sama, hembusan angin segar berkat sedikit dukungan teman di musim kelima sempat membuat si keledai ingin berbesar hati untuk memporak porandakan SERP ring, namun hanya bertahan selama 2 hari di musim kelima, si Keledai jatuh terpental dan tersungkur, bahkan di sudut ring pun si Keledai tidak tampak padahal hanya berisikan calon-calon jagoan baru yang masih belajar ilmu SEO bela diri.


Si keledai pun mulai mengemis makanan lagi dari pemberi makanan yang pernah membuat dirinya gemuk dan kuat, namun kenyataan pahit harus ditelan oleh si Keledai. Akibat sifat sombong dan lupa diri, banyak pemberi makan mulai menutup pintu jika si Keledai mulai mendekat, jikapun ada yang bersedia memberi makanan kepadanya itupun hanyalah makanan BASI yang tidak layak dikonsumsi.

Keledai pun semakin kurus kering, namanya tidak lagi dikenal di laga kampung, teman-teman menjauhinya, bahkan para pemula pun enggan mendekat dan berguru padanya, karena kemampuan si keledai yang ternyata hanya isapan jempol semata. Sekarang, kuda hitam yang imut dan minimalis inipun bahkan tidak bisa ditaklukkan oleh si keledai, beberapa pemula lainpun mulai memberanikan diri untuk menantang jurus si keledai.

Di bawah ini adalah ilustrasi yang saya buat sendiri untuk menggambarkan kekuatan si keledai di masa LAMPAU dengan jurus BASI miliknya, saya pun memutuskan untuk turut membantu mengancurkan tempat-tempat makan si Keledai.

Beginilah kebiasaan si keledai meminta backlink makan kepada blog luar pemberi makanan dengan cara spamming  mengemis dan kesalahan seperti inilah yang sempat disadari oleh keledai, namun tetap dilakukannya, memang namanya juga keledai, selalu jatuh ke lubang yang sama.

PS : Tulisan ini hanya sebagai pengingat bagi Jagoan Keledai SEO bahwa di atas langit masih ada langit, jangan pernah sombong, sok yes, kemaruk dan serakah dalam menjalani hidup. 


Maju terus pemula, jangan pernah takut untuk menjadi langit di atas kepala si Keledai. Namun jangan lupa masih ada langit di atas kepala kalian.



Terkait Blog Minimalis Tentang Blogging, Kameramen, Efek Blogging Terhadap Motivasi Diri, Psikologi, SEO


2 komentar:

Ricky mengatakan...

Siapakah keledai yang dimaksu itu mas ?, penasaran saya mendengar curahan diatas..

Anonim mengatakan...

Kadang mencari makan di negeri sendiri kadang tidak tega gak etis kecuali saling bertukar makanan bukang *komeng gak jelas*( lebih dari tiga link),,sehingga berangkatlah ke negeri-negeri penjajah untuk ambil makan gratis.. Thanks Bro motivasi nya...saya sedikit faham maksud anda